Minggu, 26 April 2009
Outbond dalam rangka perekrutan asslab baru tahun ini bisa jadi, merupakan keikutsertaan kita yang terakhir. Seperti biasa tahun terakhir perkuliahan biasa menjadi tahun terakhir pula atas eksistensi kita di asslab, khususnya buat cewek2…. J ga’ ta
u juga budaya darimana, tp mau ga’ mau hal tersebut sudah popular diorganisasi ini.
Outbond kali ini pun suasananya terasa beda, ya…maklum cewek dari angkatan tuek… Cuma aku and prapti (masih ingatkan siapa dia??...) yang laen pada ga’ ikut dengan berbagai alasan, padahal 1001 rayuan beracun telah disebarkan, mulai dari iming2 tempat outbond yg asyik, dijemput bak ratu sejagat, sampai tawaran geratis nginap di pondok HW. akan tetapi semua itu gagal, kekebalan imun mereka (mb umi, intan dan mb kiki)ternyata cukup kuat menahan serangan virus2 yg kami sebar hehhe….
Pada awalnya suasana yg tidak mendukung sempat buat qt berdua ogah ikut, tapi karena kapasitas cinta qt pada asslab melebihi separuh nyawa qt, qt pun tetep semangat. Semangat itu dimulai dengan berbelanja ke pasar larangan ditengah malam, menyiapkan bekal buat esok hari, sampai dengan berjalan kaki dari kampus2 ke pasar ngaban hanya untuk membeli 5ikat sayur kangkung (tau ga’ ±3km booo’??). pagi itu qt masih merasa seneng bgt, tapi perlahan…menginjak pukul 09.00 Wib mobil yang dibooking prapti tak kunjung2 datang, sms, telp buat hubungin sang yg dibooking…tak henti2 diusahakan, sampai akhirnya keresahan muncul dimuka prapti. Mulai dari keringat panas yang bercucuran, sampai pada kerutan alis yang semakin berdekatan, akhirnya waktupun menunjukkan pukul 10.00 wib. 1jam sudah pak sopir mengingkari kesepakatan. Kehabisan cara pak abi untuk mengisi waktu kosong bagi peserta diklat, akhirnya diputuskanlah mencari mobil yg laen. 10.30 wib car climaks terjadi, mobil yg bakal ngangkut kita datang..tapi ngga’ lumrah karena yg datang tidak 1 melainkan 2 mobil, old booking and new booking. Disinilah puncak fenomena itu, sang pengingkar kesepakatan itu memutarbalikkan fakta, dia mengatakan bahwa praptilah yg tidak konsisten. Ya…dasar prapti orangnya seperti itu, dikambing congekkan pun dia tetap diam saja, so…pak abi jadi marah, but.. over all be fine.
Kemarahan spontanitas pak abie menjadikan sahabatku itu terpukul berat, bisa dibayangkan how much we love him? how much we respect him? So…kesalahan yang prapti buat merupakan peyesalan yang begitu mendalam buatnya, karena dia merasa telah mengecewakan orang yang paling dia hormati… atas kejadian itu akhirnya motto “seneng-seneng di tempat outbond” berubah menjadi sebuah tekat “aku akan jadi koki terbaik disana…!!!” wohahhha…. Sebenernya sih gue ogah bersemboyan kaya’ gitu… coba difikir: inikan outbond terakhir?? Sayang bgt ga’ seh….???? Ya.....Whatever...coz we are friendship so...i take it L . setibanya di vila penginapan, tak laen dan tak bukan, rice cooker, wajan, kompor, pisau, dan segala peralatan dapur langsung dikuasainya. Mulai masak dengan menu mie rebus, dadar telor, dan goreng kerupuk menjadi menu pertama qt. Kruyuk...kruyuk....ga’ sampe’ 10 menit semua habis tersikat, tante (biasa aku panggil dia, it’s mean prapti) tidak ikut makan, dia tetep didapur nyiapin menu makan malam utk ±25 anak. Aku yang ga’ bisa masak Cuma bisa menemaninya saja…meski dia tidakmau makan untungnya masih ada makan guyonan yang selalu dikumandangkan oleh betty. Tapi itu ga’ lama, coz betty mesti standby di tempat acara secara dia adalah sekretaris pelaksana.
Maghribpun tiba…semua orang sudah mandi dan bersih, mereka sudah bersiap untuk melakukan kegiatan2 indoor. Tapi aku ama tante masih setia didapur. Dapur yang dibangun di sebelah timur hall utama, yang dipisah dengan hamparan kain/keber(ehm…pernah tau orang jawa kalo punya gawe?.) dapur ditaruh belakang yang ditutup dengan terpal2 yang menunjukkan keeksklusifan sebuah pesta J..hehhe...ya…kurang lebih seperti itulah dapur kita saat itu(‘termarginalkan’ J). 18.30 wib ketika temen2 pada bertadabbur…qt berdua masih dalam kekhusyukkan remang2 dapur yang tak terjamah oleh lampu hall. Cukup menegangkan, cahaya yang terpancar dari wajah q yang berkilau karna tak tersentuh oleh air samasekali dari pagi, dan paras suram nan sedih yang muncul dari muka tante yang sedang duduk diatas kursi kecil (dengklek jawa’s said) di pojok selatan sambil bersandar ditiang penyangga bangunan besar, yang tak ubahnya model dudukku disebelah tiang penyanggah sebelah utara. Perlahan kulihat kompor beserta wajan pas disampingku, dilanjutkan dengan setumpukan wadah kotor yg memohon untuk segera dicuci, bersambung dengan sebongkok kangkung buat menu esok hari, tiba2 kutemukan bongkahan tubuh kecil nan padat, dan kuat mengelus-elus kedua kakinya yang sontak menggelegarkan perutku dan segala organ didalamnya wahahhaha….hah…aku tertawa terpingkal-pingkal ketika membayangkan keadaan kita berdua dalam dunia imajinasi yang tak ubahnya 2orang tukang masak yang biasa diminta oleh sang punya gawe untuk masak dan kora2 dalam hajatnnya. 2menit aku terpingkal sendirian dan tante sepertinya tak mengerti…dia melirik tanpa ekspresi….penuh tanda Tanya? Apa sih yg salah dengan aku???...akhirnya dimenit ke3 aku pun membagi imajinasiku dengannya, gerrrrrrrrr…. Gelak tawapun makin rame, “yuk…wes ngincipi jenange ta?” celetuk tante yang mulai terbawah dalam dunia imajinasi yg aku buat. “sampun-sampun….lho ngge’ anake sampun dipendetaken maem ta?…niko lho ampeng..ampeng…wahahah…” akupun menambah semarak alam imajinasi kita…berkembang….terus…terus…dan terus. Sampai akhirnya akupun melarikan diri untuk segera mandi dan berkumpul dengan shohibul hajat untuk menerima tamu didepan wahahhahaha….. dan tante masih didapur untuk melanjutkan kewajibannya…karena kalo ga’ gitu entar waktu pulang ga’ dapat beras dan gulo sak kilo dari sang punya hajat …hik..hiks….. J bisa dibayangkan?...bisa kan?... Pasti kalo anda punya imajinasi yang unik kayak kita anda akan tertawa…tapi, jika tidak ya…anggap aja ini sebuah amal ibadah (Iqro’ alqur’an said)…J. C..u….